Rabu, 26 Oktober 2016

Review Earphone PHRODI 007

Halo semua, lama tidak posting. Saya saat ini sedang sibuk cari kerja, sambilan kerja, latihan menggambar dan bahasa Thailand (Barangkali ada yang tanya kegiatan saya).
Oh iya kali ini skip dulu soal Xiaomi Yi ya. BTW Xiaomi Yi sendiri aslinya bukan produksi dari Xiaomi, jadi aslinya produsennya adalah YI (Youth Innovation).
Kembali ke topik, kali ini saya akan mereview sebuah perangkat yang mungkin banyak sekali dibutuhkan orang-orang apalagi yang hobinya mendengarkan musik seperti saya. Meskipun saya sendiri bukan penikmat fanatik tapi saya cenderung terbiasa mendengarkan musik sebelum tidur dan saat di perjalanan biar bisa tidur.
Nah kebetulan headset Xiaomi saya rusak, padahal itu pemberian hadiah dari event yang diadakan Xiaomi di fan page facebook nya huhu. Secara fisik tidak ada yang cacat tapi entah kenapa tidak mau keluar suara jadinya mau tidak mau harus beli headset baru. Sambil berselancar di sosial media saya membaca beberapa saran dari orang yang memang sudah hobi mendengarkan musik di sebuah grup. Akhirnya pilihan saya jatuh pada Phrodi 007 Earphone. Sebetulnya saya ingin membeli yang versi 007P, bedanya adalah di mic. Untuk seri 007 tidak ada mic (dan baru sadar ketika sudah dipakai hiks hiks), tapi tak masalah buat saya, lagipula jarang yang telepon.
Sebagai informasi tambahan, saya membeli headset (eh earphone) ini di laman ini. Harganya murah, tidak sampai 50ribu. Tapi apakah dengan harga segitu sudah bisa membuat saya puas? Mari kita bahas bersama.

1. Kemasan

Kemasannya menarik, wadahnya mirip buku dengan tutup bagian atas yang digeser untuk membuka. Cukup membuat saya suka karena lebih mending dari headset Xiaomi Piston Youth Edition gratisan yang cuma kardus tipis putih. Wadahnya terbuat dari plastik dengan feel yang tidak licin. Terdapat gambar produk dan tulisan berbahasa Mandarin yang saya tidak bisa baca, kalau tulisan Thai masih bisa sedikit-sedikit *nyombong

Tampak Belakang

Tampak Depan
Di dalam kemasan masih ada kejutan lainnya yaitu pouch atau kantung untuk tempat earphone. Bermanfaat sekali biar earphonenya nggak melilit kalau ditaruh di dalam tas. Di dalamnya ada cadangan ear bud yang memiliki size berbeda, kalau-kalau telinga Anda berukuran beda dengan earbud bawaannya.

Pouch, Earphone, dan Earbud Cadangan

2. Unit

Saat pertama kali memegang earphone Phrodi 007 ini jujur saja rasanya seperti ringkih, seperti kabelnya bisa mudah saja putus. Sempat kepikiran juga soalnya beberapa headset/earphone saya sebelumnya memiliki kasus putus kabel. Tapi untuk harga di bawah 50rb ini sepertinya wajar dapat kualitas unit yang demikian.

Earphone Phrodi 007
Selain kesan ringkih tadi, saya juga agaknya kecewa karena absennya mic yang di headset murah pun ada. Tapi sekali lagi harga murah dan kemasan menarik menjadi alasan yang mampu menyangkal kekurangan ini. Untuk versi dengan mic bisa Anda lihat di laman berikut .

Tanpa Mic
Kenyamanan pemakaian sendiri butuh penyesuaian beberapa kali hingga akhirnya menemukan posisi yang pas. Berhubung saya memakainya sambil tiduran, awalnya saya merasa nggak nyaman tapi ternyata perlu diposisikan dengan bentuk telinga sehingga bisa dipakai dengan nyaman dan tidak mengganjal.

3. Kualitas Audio

Berbanding terbalik dengan kualitas fisiknya, ternyata kualitas audionya bisa diacungi jempol. Suaranya krispi, renyah, enak dan bass serta treble nya tidak berlebihan. Semuanya bisa dibilang pas. Saya coba ke berbagai app music player. Di app bawaan smartphone terasa enak walau tanpa equalizer, di aplikasi JOOX juga hampir 11:12, sayangnya di TTPod rasa nendang yang biasa saya dapatkan di aplikasi lainnya tidak kerasa bahkan seperti memakai earphone biasa. Mungkin perlu perbaikan di sisi perangkat lunak untuk urusan ini. Tapi secara bawaan earphone ini berhasil membuat saya tersenyum-senyum sendiri di pojokan minimarket.

4. Kesimpulan


Phrodi 007

Kesimpulan yang bisa saya berikan tentunya earphone ini cocok untuk penikmat musik secara pribadi yang budgetnya terbatas. Kualitas kabelnya yang terkesan kurang kuat setidaknya dapat diselamatkan dengan adanya pouch untuk menyimpan unit agar tidak terbelit ataupun mengalami hal tidak mengenakkan lainnya.
Untuk lebih jelasnya saya jabarkan kelebihan dan kekurangannya di bawah ini

Kelebihan:
+ Harga terjangkau
+ Kualitas audio memuaskan
+ Kemasan menarik dengan pouch
Kekurangan:
- Tidak ada mic
- Built quaility kurang bagus
- Butuh penyesuaian saat pemakaian pertama

Demikian review singkat saya semoga bisa bermanfaat dan memberi referensi bagi Anda yang sedang bokek tapi butuh earphone yang enak. Sekian terima kasih. Have a good day.

Senin, 02 Mei 2016

Hasil Jepretan Xiaomi Yi Siang dan Malam Hari tanpa Editing

Hai, kembali lagi di One Wide Eye. Kali ini saya akan memposting beberapa hasil jepretan Xiaomi Yi. Dalam postingan ini saya akan bagi dalam 2 kondisi pencahayaan yaitu siang dan malam hari. Semua hasil jepretan belum memasuki tahap editing namun ada proses resize untuk keperluan upload lebih cepat.

Berikut adalah hasil untuk foto di siang hari dalam keadaan cuaca cerah :

Hasil Jepretan Xiaomi Yi di Siang Hari Cuaca Cerah
Location : Taman Srigunting, Semarang
Hasil Jepretan Xiaomi Yi Siang Hari Cuaca Cerah, Semi Backlight
Location : Kota Lama, Semarang
Jika dilihat dari 2 sampel foto di atas saya sendiri menyimpulkan bahwa hasilnya bagus meski secara keseluruhan belum membuat saya kagum. Saya sempat berharap kalau hasilnya bakalan ngejreng kaya pakai smartphone hehehe, ternyata warna yang dihasilkan cenderung natural, soft dan terkesan kurang saturasi dan kontras. Namun itu semua masih bisa diakali dengan melakukan edit saturasi dan kontras.
Berikutnya adalah dalam kondisi mendung di siang hari :

Hasil Jepretan Xiaomi Yi Siang Hari, Cuaca Mendung/Berkabut
Location : Pondok Kopi Umbul Sidomukti, Kabupaten Semarang
Komentar saya untuk hasil jepretan saat mendung atau berkabut adalah hasilnya jadi sedikit gelap, padahal kondisinya tidak segelap itu, yah walaupun agak gelap tapi masih bisa dinikmati mata. Sayangnya di opsi pengambilan gambar tidak ada pengaturan ISO dan Shutter Speed yang bisa jadi penolong untuk mengambil gambar agar bisa lebih terang.

Terakhir adalah hasil jepretan di malam hari, berikut hasil-hasilnya :

Hasil Jepretan Xiaomi Yi Malam Hari Menghadap Cahaya
Location : UNFEST, ada yang lihat Raisa? 


Hasil Jepretan Xiaomi Yi di Malam Hari, Fast Motion Object
Location : Bundaran Tugu Muda, Semarang
Hasil Jepretan Xiaomi Yi di Malam Hari, Still Object
Location : Museum Mandala Bhakti, Semarang, ada yang lihat bayangan saya?

Komentar untuk hasil jepretan di malam hari sejujurnya agak sedikit (sedikit lho) mengecewakan. Soalnya muncul noise dan speed shutternya agak nanggung (berhubung tidak bisa di set manual). Mau membuat foto light trail pun tidak bisa secara default shutter speed paling lambat hanya sekitar 1/4-1/7 second, atau mungkin ada yang lebih lambat? Kalau lampu flash sebenarnya saya sendiri kurang suka karena malah hanya menerangi object yang dekat. Berharapnya sih bisa ngejreng kaya pakai DSLR, halah. Overall untuk kamera action seharga satu jutaan kurang ini sudah bagus banget apalagi kalau siang hari. Oh iya belum lagi kalau fotonya diedit akan menjadi semakin ngejreng dan instagramable. Mau dicetak juga monggo, soalnya resolusinya 16 MP jadi bisa dicetak di ukuran besar.
Sekian review hasil jepretan Xiaomi Yi, apabila ada salah penulisan atau kurang penjelasan mohon maaf. Next postingan saya akan membahas tentang komparasi hasil jepretan sebelum dan sesudah di edit.



















Kamis, 14 April 2016

Mengenal Xiaomi Yi, Action Cam Sejuta Umat


Siapa yang tak kenal Xiaomi Yi? Sejak mulai booming tren kamera aksi atau lebih enak kalau dipanggil action cam, Xiaomi Yi ikut meramaikan tren dengan wujud sebuah kamera mungil yang praktis dan sering dipakai untuk selfie maupun groufie. Padahal sejatinya action cam adalah perangkat pengambil gambar pada saat penggunanya sedang beraksi, mungkin selfie/groufie juga termasuk dalam kategori aksi namun dengan tingkat kesulitan yang tidak tinggi. kamu pernah melihat rekaman video orang sedang bersepeda gunung atau ber-ski di gunung salju? Yap, kamera yang digunakan adalah kamera aksi (action cam) yang dipasangkan di sekitar penggunanya, baik itu di dada, kepala, maupun tangan. Body mungil action cam lah yang membuat proses dokumentasi lebih nyaman. Untuk alasan mengapa banyak orang yang suka berselfie/groufie dengan action cam akan saya bahas di tulisan lain jadi saat ini kita kenalan dulu sama Xiaomi Yi ini ya.

Xiaomi Yi Tampak Depan
sumber : dokumentasi pribadi

Xiaomi Yi adalah salah satu lini produk Xiaomi yang berfokus pada bidang fotografi khususnya fotografi aksi. Xiaomi Yi hadir dalam ukuran mungil dan casing plastik yang ringan sehingga praktis dibawa atau ditempel dimanapun. Meskipun terlihat sederhana tapi potensi yang dimiliki Xiaomi Yi sangat banyak. Sebut saja  kamera beresolusi 16 MP, tentu saja ini bukan patokan kualitas yaa. Semakin besar ukuran piksel maka diharapkan gambar semakin rapat dan proses cropping atau pemotongan gambar akan menghasilkan hasil potongan yang masih terlihat jelas. Sedangkan untuk menilai kualitas hanya bisa dinilai saat melakukan praktik pemrotetan diberbagai kondisi.

Xiaomi Yi Tampak Kanan dengan Tombol WiFi
sumber : dokumentasi pribadi

Spesifikasi lain dari kamera ini adalah sensor yang digunakan adalah Sony EXMOR dengan teknologi BSI (Back Side Iluminated), sedikit info BSI memiliki kemampuan untuk “menjelaskan” latar objek yang sedang difoto sehingga tidak menjadi gelap dan masih bisa ditangkap oleh mata. Bukaan aperturenya adalah f/ 2.8, cukup besar untuk sebuah action cam. Tidak perlu terlalu besar sebab sekali lagi ini adalah action cam yang tujuannya untuk dokumentasi aksi, minimal syarat untuk menjadi action cam adalah kemampuan pengambilan gambar cepat atau video kualitasnya baik.

Tampak Bawah 1/4 Screw untuk Ditempatkan di Tripod atau Monopod
sumber : dokumentasi pribadi

Xiaomi Yi memiliki 3 tombol fisik yang bisa ditekan oleh pengguna, yaitu tombol power di depan, tombol shutter di atas dan tombol wifi di samping. Tombol power berfungsi untuk menyalakan perangkat dan mengubah mode foto ke video dan sebaliknya. Tombol power ini dihiasi oleh lampu LED yang bisa berubah warna ketika kondisi baterai berada pada presentase tertentu. Lampu ini juga akan berkedip saat mengambil gambar disertai dengan suara bip yang nyaring. Di bagian atas dan belakang juga ada semacam LED notifikasi yang berkedip warna merah saat mengambil gambar atau merekam video, tapi tunggu, dimana layarnya? *Sempat berpikir ketinggalan di toko*

Tampak Belakang dengan Penutup dibuka
sumber : dokumentasi pribadi
Yak, kelebihan sekaligus kekurangan Xiaomi Yi adalah tidak memiliki layar. Kenapa saya sebut keduanya? Karena “layar” untuk viewfinder Xiaomi Yi adalah smartphone kamu. Dengan menginstall Yi Action camera App dan melakukan sedikit konfigurasi maka layar smartphone kamu menjadi monitor mini kamera Xiaomi Yi. Hal ini disebabkan karena adanya proses stream dari kamera ke smartphone melalui jalur wifi. Tentu saja ini menjadi praktis untuk melakukan selfie/groufie dan mencari angle yang bagus saat kamera ada di luar jangkauan pandangan mata.
Membicarakan angle tidak lupa dengan daya jangkau lensa yang unik di Xiaomi Yi ini. Tipe lensanya adalah cembung dengan jarak jangkau hingga 155 derajat. Jadi bakal cembung-cembung hasil foto/videonya. Siap-siap buat yang  berbadan lebar, kamu akan semakin termotivasi untuk mengecilkan bentuk badanmu. Sebetulnya di pengaturan ada opsi untuk mengubah bentuk lebar ini menjadi "agak" normal, tapi kalau dipikir-pikir buat apa membeli kamera dengan lensa wide kalau ujung-ujungnya dibuat normal? hehehe.
Melihat dan mentransfer foto pun bukan jadi sebuah kesulitan dengan metode ini, tapi di sisi daya tahan baterai metode ini ternyata sangat menguras tenaga. Baterai 1010 mAHnya hanya mampu bertahan paling tidak satu jam dengan wifi terus menyala.

Baterai Xiaomi Yi Berkapasitas 1010 mAH
sumber : dokumentasi pribadi
Ports atau colokan yang ada di Xiaomi Yi adalah USB, MicroSD, dan Micro HDMI. Sayangnya tidak ada audio jack in untuk mic eksternal, tapi sekali lagi ditekankan bahwa ini adalah kamera aksi bukan kamera multimedia. Keberadaan mic bawaannya sudah sangat cukup. Jadi buat kamu yang berangan untuk merekam suara nyanyian merdu di kamera aksi ini tampaknya harus siapkan hati dan mental agar tidak terlalu kecewa.

Lantas bagaimana hasil foto dan videonya? Tunggu artikel selanjutnya yang akan membahas foto dan video karya Xiaomi Yi.